Thursday, November 15, 2018

KIAT PRAKTIS MENERJEMAH BAHASA ARAB



Bismillâh

KIAT PRAKTIS MENERJEMAH BAHASA ARAB



KE DALAM BAHASA INDONESIA


KIAT PRAKTIS MENERJEMAH BAHASA ARAB  KE DALAM BAHASA INDONESIA
Oleh: Ust. H. Lalu Heri Afrizal

A. Prolog (kiat menerjemah Bahasa Arab)


          Kegiatan terjemah sudah berumur cukup tua, barangkali setua manusia mengenal lambang-lambang bahasa lisan. Tidak demikian halnya dengan kegiatan terjemah 'profesional'. Ia mungkin baru belakangan dikenal dan populer, yakni ketika bahasa (lisan dan tulisan) menjadi denominator utama bagi eksistensi kebudayaan dan peradaban besar di dunia, termasuk Indonesia

B. Langkah Awal Menerjemah 

          Kegiatan terjemah pada dasarnya sama dengan aktivitas menulis. Ia pada hakikatnya adalah keterampilan atau kemahiran. Kita hanya butuh waktu dan kesabaran untuk mengasah ketajamannya. Sederhananya, kegiatan terjemah adalah kebiasaan (Habit), sama seperti kita sedang belajar berenang atau bersepeda. 

Dalam kegiatan terjemah dibutuhkan unsur bakat. Akan tetapi ia tidak bisa banyak membantu jika alat-alat untuk menerjemah itu sendiri tidak dimiliki dan digunakan. Alat-alat atau perangkat utama yang dimaksud adalah The language (bahasa). Faktor penguasaan bahasa (mahârah lughawiyyah), baik itu bahasa asli penerjemah ataupun bahasa asing yang hendak diterjemahkan, adalah sarana vital untuk menghasilkan terjemahan yang berkualitas.  

          Penguasaan terhadap gramatikal, struktur dan gaya bahasa yang akan diterjemah adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang penerjemah. Lebih dari itu, Penerjemah juga harus mampu menjadikan bahasa asing tersebut sebagai bagian dari bahasanya. Artinya, dalam dunia terjemah, unsur perasaan (Dzauq) juga memiliki peran besar untuk menghasilkan terjemah yang baik dan bergizi. Selain itu, Penerjemah juga harus memiliki wawasan yang luas seputar budaya daerah Asal Bahasa, sehingga tidak menerjemahkan kata hanya dengan makna leksikal yang terdapat dalam kamus. 

          Penerjemah juga dituntut untuk menguasai tata bahasa dan karekteristik bahasa Indonesia serta wawasan keindonesiaan. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menjamin terjemahan yang tepat dan akurat, sekaligus  menghaluskan dan mencairkan bahasa terjemahan, agar selalu renyah dan mudah dipahami pembaca. Jadi, terus perbanyak tabungan kosakata anda dan kalimat-kalimat baku yang sudah popular di tanah air. Setidaknya untuk tahap pertama penerjemah harus memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus-kamus populer, dan kalau bisa kamus-kamus istilah seperti politik, ekonomi, kedokteran dan lain-lain.


C. Langkah-langkah Kreatif Menerjemah

          Selanjutnya, bagaimana memperoleh hasil terjemahan yang baik? Sebagai tambahan dari penjelasan sebelumnya, berikut beberapa Langkah Kreatif yang sangat membantu penerjemah dalam meningkatkan kualitas dan hasil terjemahnya. Yaitu:

  1. Mengenali karakter kedua bahasa.
Diantara karakteristik bahasa Arab adalah memberikan perhatian terhadap jumlah fi'liyah (predikat didahulukan dari subyek) dan jumlah ismiyyah (mendahulukan subyek dari predikat). Sementara karakteristik bahasa Indonesia, selalu mendahulukan subyek daripada predikat.

  1. Menambah Wawasan
Seorang penerjemah dituntut untuk memiliki wawasan luas, terutama terhadap tema bahasan yang sedang ia terjemahkan. Dengan demikian, akan mempermudah dalam proses penerjemahan, khususnya ketika mendapatkan beberapa nama atau terminologi yang berkaitan dengan spesialisasi ilmu tertentu. Contoh sederhananya adalah penulisan nama orang di dalam bahasa Arab. Dalam buku-buku berbahasa Arab, jarang sekali kita mendapatkan penulisan nama orang asing, misalnya, Ban Ki Mon, Ehud Olmert, Susilo Bambang Yudoyono, dll, yang mengikutsertakan nama aslinya dengan tulisan latin. Sebagian kita mungkin menganggap sepele hal-hal seperti ini, namun di 'lapangan' terjemah kita akan menemukan banyak hal ini. Maka, jawabannya adalah, Penerjemah harus berwawasan. Terlebih, jika naskah terjemahan tersebut beraroma pemikiran dan politik. Contoh, kalimat Istifta, Hudnah, Isytibakat, Bukhtanashar dll. 
         
  1. Kemampuan menggunakan sumber-sumber rujukan, baik yang berbentuk kamus umum biasa, kamus elektronik, maupun kamus peristilahan serta  nara sumber bidang yang diterjemahkan. Seorang penerjemah harus memiliki kamus dari dua bahasa sekaligus. Akan lebih baik jika ia memiliki pelbagai macam kamus, terutama berkaitan dengan kamus istilah terhadap spesialisasi suatu ilmu. Dan yang terpenting adalah, jangan 'malas' buka kamus, apalagi penerjemah pemula. Semakin sering membuka kamus maka semakin banyak pula inventaris kosa kata yang kita miliki dan semakin lancar dan luwes kita menerjemah.

  1. Menggunakan Metode Maknawi
Selain metode penerjemahan harfi, kata perkata (literal), atau memindahkan bahasa dari teks ke teks, ada pula metode penerjemahan maknawi (adaftif). Model terjemah seperti ini lebih menekankan pada tekhnik 'Pembahasaan kembali', yaitu dengan menggunakan pola dan struktur bahasa terjemah yang lebih renyah dan komunikatif. Metode terjemah seperti memiliki, memiliki implikasi positif dan negatif. Positifnya, sebuah terjemahan akan menjadi lebih sederhana dan lebih mengenai sasaran dibandingkan hanya menitikberatkan kepada terjemah harfiyah, yang seringkali kurang enak dibaca. Negatifnya, terjemah maknawi yang terlalu 'liar' bisa menghilangkan gaya bahasa dan karakteristik (uslub atau ta'bir) penulis. Maka, penerjemah perlu memahami kedua hal tersebut. Ia dituntut mampu menerjemah dengan struktur bahasa yang sederhana serta dipahami, dengan tetap berusaha untuk tidak terlalu jauh dari kareakteristik bahasa yang akan diterjemahkan. Jadi, terjemah yang baik adalah, Terjemah yang dinamis, tidak kaku serta mudah dipahami!

  1. Optimalkan Editing!
Editing adalah proses terakhir perbaikan naskah terjemah. Proses ini sangat menentukan hasil dan kualitas sebuah terjemah. Baik tidaknya sebuah terjemah sangat tergantung dengan hasil editing naskah, baik dari segi struktur bahasa, gramatikal dan validitas isi terjemahan. Jangan tergesa-gesa menyelesaikan editing atau perbaikan naskah. Cermati beberapa kali setiap halaman terjemahan anda. Hindari mengedit tulisan pada saat anda lelah atau mengantuk. Ini dapat menyebabkan kualitas editan anda kurang maksimal. Upayakan kondisi tubuh benar-benar fit dan bersemangat ketika mengedit, agar dapat merangsang seluruh potensi dan kemampuan kita ketika mengedit.


D. Trik-trik umum menerjemah bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia
Bebrapa langkah dalam menrejemah:
a. Tentukan jenis kalimatnya apakah jumlah ismiyyah atau jumlah fi’liyyah
b. Terjemahkan kata-kata yang terlibat dalam kalimat secara leksikal
c. Tentukan pola yang dianut kalimat dalam aturan bahasa Arab terutama subyek (musnad ilaih) dan predikat (musnad).
d.  Dalam bahasa Arab terdapat dua pola kalimat utama: P + S dan S + P, namun dalam bahasa Indonesia pola kalimat yang lazim adalah S + P. Oleh karena penerjemahan yang dilakukan ke dalam bahasa Indonesia hendaknya mengikuti struktur kalimat atau pola kalimat bahasa Inndonesia.


Contoh:
ذهب زيد إلى المدرسة 
   S     P 

Dalam kalimatdi atas predikat didahulukan dari Subyeknya. Namun dalam penerjemahannya, subyek didahulukan dari predikatnya agar sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Sehingga menjadi: Zaid    pergi ke sekolah
                                             S          P






=> Jenis kalimat termasuk jumlah fi’liyyah (P + S)

Terjemahkan perkata secara leksikal => Tentukan subyek (musnad ilaih) dan predikat (musnad) kalimat. Pola yang dianut adalah (predikat + subyek) => Ubah pola menjadi (subyek + predikat)


Contoh:
ذهب الولد إلى المسجد
          Arti leksikalnya:
ذهب : telah pergi
الولد : seorang anak
إلى : ke
المسجد : masjid

Jadi terjemahan leksikal kalimat diatas adalah “Telah pergi seorang anak ke masjid.”
·         telah pergi        : Predikat
·         seorang anak   : Subyek

Pola terjemahan setelah diubah ke dalam bahasa Indonesia: “Seorang anak telah pergi ke masjid.”
·         seorang anak   : Subyek
·         telah pergi        : Predikat

Latihan:
يعيش    الناس    فى أمن وأمان فى ظل دولة الإسلام
P         S                         K
Umat manusia akan hidup dalam kondisi aman dan tentram di bawah naungan negara Islam
قال الفقهاء إن طلاق المرأة مندوب إليه عند تفريط المرأة في حقوق الله الواجبة عليها
P    S                                        O
Para ulama mengatakan bahwasa perceraian itu dianjurkan ketika seorang istri melalaikan hak-hak Allah (kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh Allah) atas dirinya.

فما لبث أن ولى أمر الخلافة حتى دان بلاد العرب كلها بالإسلام
Tidak lama setelah ia menjabat sebagai khalifah, seluruh tanah Arab memeluk agama Islam


=> Jenis kalimat termasuk jumlah ismiyyah ( S + P )
          1. Pola (a)
Terjemahkan perkata secara leksikal =>Tentukan subyek (musnad ilaih) dan predikat (musnad) kalimat. Pola yang dianut adalah (subyek + predikat). => Tambahkan penghubung itu, adalah atau merupakan sehingga polanya menjadi (subyek + itu / adalah / merupakan + predikat).

         

Contoh:
الكتاب جديد
Arti leksikalnya adalah:
الكتاب    : buku
جديد     : baru
Terjemahan leksikalnya adalah “Buku baru”
·         buku: Subyek
·         baru: predikat

Terjemahan bahasa indonesia setelah menambahkan penghubung itu atau adalah “Buku itu baru “
·         buku: Subyek
·         tambahan itu
·         baru: predikat

Latihan:
الغيبة    ذكرك أخاك لما يكره
                                                                                                P              S
Ghibah adalah membicarakan sesuatu tentang saudaramu yang tidak ia sukai
البر لا يبلى والذنب لا ينسى والديان لا ينام وكما تدين تدين تدان
Kebaikan tak kan usang, dosa tak kan terlupa, Yang Maha Meminta pertanggung jawaban amal tiada pernah tidur, dan sebagaimana engkau berbuat begitulah engkau dibalas


          2. Pola (b)
Terjemahkan perkata secara leksikal =>Tentukan subyek (musnad ilaih) dan predikat (musnad) kalimat. Pola yang dianut adalah (predikat + subyek), karena tujuan penekanan makna =>Tambahkan penghubung ada atau adalah sehingga polanya menjadi (predikat + ada / adalah + subyek).

         
         
Contoh:
من أركان الإسلام الصلاة    
          Arti leksikalnya adalah:
من                : termasuk / sebagian dari
اركان الإسلام       : rukun rukun Islam
الصلاة             : Shalat

          Jadi terjemahan leksikalnya adalah “Termasuk rukun rukun Islam shalat.”
·         termasuk rukun rukun islam                    : Predikat
·         shalat                                  : Subyek
·         termasuk rukun rukun islam                    : Predikat
·         tambahan penghubung ada atau adalah
·         shalat                                  : Subyek

Terjemahan bahasa indonesia setelah menambahkan penghubung ada atau adalah: “Salah satu rukun agama Islam adalah shalat”

- من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه
                                                                                S                 P
Diantara baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat baginya.
- من المسلمين من لا يهتم بأمور المسلمين
                                                                                   S                   P
Sebagian orang Islam ada yang tidak mau peduli terhadap permasalahan kaum Muslimin



E. Pola-pola tertentu yang meiliki peran tertentu dan makna tertentu.

1. Maf’ul Muthlaq
Maf’ul muthlaq adalah susunan kata dalam bahasa arab yang menunjukkan makna sungguh-sungguh (sangat) atau seperti jika menunjukkan arti jenis. Contoh:
فهمت الدرس فهمًا
Terjemahan leksikalnya adalah: “Saya memahami pelajaran suatu pemahaman." Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Maf’ul muthlaq adalah “Saya sungguh- sungguh memahami pelajaran”, atau "Saya sangat memahami pelajaran"
سرت المرأة سير السحاب
Terjemahan leksikalnya adalah: “Berjalan perempuan jalan awan “

Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Maf’ul muthlaq adalah “Perempuan itu berjalan seperti/bagaikan jalannya awan”

2. Maf’ul Li Ajlihi
Maf’ul Li Ajlihi adalah susunan kata dalam bahasa arab yang    menunjukkan makna untuk atau dalam rangka. Contoh:
         
جئت هنا طالبا للعلم
Terjemahan leksikalnya adalah: “Saya datang ke sini mencari untuk ilmu.” Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Maf’ul Li Ajlihi adalah         “Saya datang ke sini dalam rangka mencari ilmu.”

3. Zharaf Zaman
          Zharaf Zaman adalah susunan kata dalam bahasa arab yang    menunjukkan makna pada. Contoh:
ذهبت الى الجامعة صباحًا و رجعت منها نهارًا
Terjemahan leksikalnya adalah: “Saya pergi ke universitas pagi dan kembali darinya(universitas) siang.”
         
Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Zharaf Zaman adalah: “Saya pergi ke universitas pada pagi hari dan kembali darinya (universitas) pada siang hari.”

4. Zharaf Makan
Zharaf Makan adalah susunan kata dalam bahasa arab yang    menunjukkan makna di .
Contoh:
المسجد أمام  البيت
Terjemahan leksikalnya adalah: “Masjid depan rumah.” Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Zharaf Makan adalah “Masjid itu di depan rumah.”

5. Hâl
Hal adalah susunan kata dalam bahasa arab yang menunjukkan makna dengan cara atau secara, dalam keadaan / sambil. Contoh:
- جاء الرجل مغضبا
Terjemahan leksikalnya adalah: "Telah datang seorang laki-laki marah" Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Hâl adalah "Laki-laki itu datang dalam keadaan / sambil marah-marah"
 

Sebuah kaidah dalam bahasa berbunyi: "Al-Jumlah ba'dal ma'rifah hâl", oleh karena itu kalimat yang datang setelah ma'rifah dihubungkan dengan "dengan cara / dalam keadaan / sambil", sebagaimana pada hâl mufradah. Contoh:
- ذهب الحمار يطلب قرنين فعاد مصلوم الأذنين
Si keledai pergi mencari dua tanduk, namun ia kembali dalam keadaan kedua telinganya terpotong.

6. Na’at (sifat)
Na’at adalah susunan kata dalam bahasa arab yang menunjukkan makna yang. Contoh:
- العقل السليمُ فى الجسم السليمُ
Terjemahan leksikalnya adalah: “Akal sehat di dalam badan sehat“ Terjemahan dengan memperhatikan bentuk Na’at adalah “Akal yang sehat itu terdapat pada badan yang sehat

Sebuah kaidah dalam bahasa berbunyi: "Al-Jumlah ba'dan Nakirah sifah", oleh karena itu kalimat yang datang setelah nakirah dihubungkan dengan "yang", sebagaimana pada sifah mufradah. Contoh:
- ضربته ضربة أوجعته شهرا
Saya telah memukulnya satu kali pukulan yang membuatnya sakit selama sebulan
- إنا سمعنا كتابا أنزل من بعد موسى مصدقا لما بين يديه يهدى إلى الحق وإلى طريق مستقيم
Sesungguhnya kami telah mendengarkan sebuah kitab yang diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya serta memberi petunjuk kebenaran dan jalan yang lurus.
  
F. Beberapa Struktur dan Karakteristik bahasa Arab dan Pola Terjemahannya

Menentukan subyek (mubtada' / fâ`il) dan predikat (khabar / fi'il) dalam menerjemah sangat penting. Kesalahan menentukan hal ini akan berakibat pada keselahan terjemah, kususnya bahwa antara subyek dan predikat terkadang diselangi unsur lain.


Contoh:
- وأثار رفض واحد اختصار جولته الخارجية أثناء حوادث عنف أوقعت 500 قتيل في كالمنتان والعودة إلى جاكرتا انتقادات حادة     
‘Penolakan Wahid untuk mempersingkat lawatannya ke luar negeri di tengah-tengah terjadinya tindak kekerasan yang menelan korban 500 orang terbunuh di Kalimantan dan keengganannya untuk segera kembali ke Jakarta menuai kritikan pedas’.

- ويواجه واحد الذي انتخب في أكتوبر 1999 ضغوطا متزايدة
‘Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999 mendapat tekanan terus menerus’.

Seringkali harf tertentu dalam bahasa Arab merupakan bagian dari sebuah idiom yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penerjemahan, seperti:


وأعرب عن اعتقاده بأن إصدار مجلس النواب مذكرة ضد الرئيس عبد الرحمن واحد قلل مصداقية الرئيس وأثر بشكل مباشر أو غير مباشر على مصداقية الحكومة
‘Ia menyatakan keyakinannya bahwa keluarnya memorandum DPR yang menentang presiden Gus Dur menyebabkan turunnya kredibilitas beliau, dan secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kredibilitas pemerintah’.

Harf عن merupakan bagian tak terpisahkan dari fi'il أعرب sehingga membentuk makna "menyatakan", dan harf على merupakan bagian dari fi'il أثر untuk membentuk makna "berpengaruh pada". Contoh lain:
- دعا : memanggil/berdoa
 – دعا إلى: mengundang/mengajak
– دعا له : mendoakan kebaikan
– دعا على: mendoakan keburukan
 - وقف : berdiri/berhenti
– وقف على / الوقوف على : pengetahuan tentang/mengetahui
 - أطلق : membebaskan
- أطلق على/ إطلاقه عليه: penyebutannya terhadap sesuatu itu/mengatakan/menyebutkan
- رغب عن : menyukai
- رغب فى : membenci

Haitsu  (بحيث ؛ حيث )seringkali di artikan "dimana", padahal ia lebih tepat jika diartikan dengan: sehingga; Yang; sebab; karena; dengan cara/ketentuan; sesuai; tempat; jalur; segi; saat; ketika; secara; (dan kadang-kadang tidak diterjemahkan serta cukup diganti dengan titik atau koma)

- كان النبي صلى الله عليه وسلم يتكلم بقول فصل حيث لو عده العاد لأحصاه ولم يكن يسرد سردا و يستعجل استعجالا بحيث لا يفهمه السامع
Rasulullah Saw juga selalu berbicara dengan ungkapan-ungkapan pendek, sehingga kalau seseorang menghitung perkataan beliau, ia akan dapat menghitungnya. Beliau tidak pernah berbicara bertele-tele dan terburu-buru yang menyebabkan pendengar tidak mengerti.
كيف يكون زوجي معي ومع غيري في نفس الوقت هل طبيعة الزمن في الجنة مختلفة بحيث يمكن للرجل أن يكون معي ومع زوجة أخرى في نفس الوقت
Bagaimana mungkin suami saya duduk bersama saya dan perempuan lain dalam satu waktu? Apakah memang tabiat zaman di Syurga berbeda sehingga seorang lelaki bisa berada bersama saya dan bersama istrinya yang lain secara bersamaan?
لدي صديق يعمل في تصليح الأحذية وأريد أن أدخل معه شريكا بحيث أعطيه المال لشراء كل ما يلزمه من أدوات وهو يعمل بيده فقط
Saya mempunyai seorang teman yang bekerja di bidang perbaikan sepatu dan saya ingin bergabung bersamanya sebagai kongsi/partner dengan ketentuan, saya akan memberinya modal harta untuk membeli semua alat-alat yang diperlukannya dan ia cukup bermodal tenaga saja
لفظ الزاوية عام محتمل ، حيث إن الزوايا يقصد بها في بعض الأماكن : المساجد الصغيرة، . . . كما يقصد بالزوايا في بعض البلاد أيضاً الأماكن التي تتخذها بعض الطرق الصوفية للتعبد وفق طريقتهم التي ارتضوها
Istilah zâwiyah itu masih umum dan ambigu, sebab istilah ini di beberapa tempat berarti masjid-masjid kecil (mushalla) dan di beberapa daerah lainnya berarti tempat yang dipakai oleh kalangan tarekat Sufi untuk bersembahyang sesuai dengan ajaran/aturan tarekat yang mereka sukai
ولعل المرء إن اتقى الله يجعل له مخرجاً ويرزقه من حيث لا يحتسب كما وعد بذلك في كتابه
Mudah-mudahan, dengan bertakwa kepada Allah Swt, seseorang akan diberikan jalan keluar oleh Allah Swt dan dianugerahi-Nya rizki dari jalur-jalur yang tidak ia perkirakan—sebagaimana telah Allah Swt janjikan dalam kitab suci-Nya
مراد الفقهاء بالشك حيث أطلقوه مطلق التردد
Yang dimaksud oleh para ulama Fiqih dengan “syak” (keragu-raguan) saat/ketika mereka menggunakan ungkapan ini adalah kebimbangan secara umum
أما إذا كانت الحكومة أعطتك منفعة البيت تتصرف فيها حيث شئت فلك تأجير البيت حينئذٍ
Tetapi bila memang Pemerintah telah memberikan hak penggunaan rumah kepada Anda (secara penuh) sehingga Anda bisa memakainya sesuai keingingan Anda, maka saat itu Anda boleh saja menyewakan rumah tersebut
فينبغي على القائمين على  المساجد أن لا يضعوا إلا من كان أهلاً للإمامة من حيث القراءة والفقه والعدالة
Jadi seyogyanya para pengurus masjid tidak mengangkat seseorang untuk menjadi imam kecuali orang yang memang layak menduduki posisi ini dari segi kualitas bacaan, kualitas ilmu, dan kredibelitas pribadinya
وفي بناء المساجد في تلك الديار منفعة عظيمة حيث يصلى فيها المسلمون ويؤدون فيها الجمعة والجماعات
Dan justru pembangunan masjid-masjid di daerah-daerah tersebut sangat besar manfaatnya, karena kaum Muslimin akan dapat menunaikan shalat Jamaah dan shalat Jumat di sana.
فالعمل في المصانع المذكورة جائز من حيث الأصل
Secara mendasar, bekerja di pabrik-pabrik tersebut hukumnya boleh
أنا وجاري نعمل في نفس المؤسسة حيث أشغل رئيس مصلحة وهذا الجار موظف فيها
Saya dan tetangga saya bekerja di lembaga yang sama. Saya menjabat sebagai pemimpin perusahaan dan tetangga saya tersebut menjadi salah satu karyawan di perusahaan itu

Bentuk Masdar tidak selamanya harus diterjemahkan ke dalam bentuk masdar pada bahasa Indonesia, akan tetapi terkadang lebih cocok diterjemahkan dalam bentuk kata kerja.


- ممنوع التدخين
Dilarang merokok à bukan dilarang perokokan
- ذهبت إلى مصر طلبا للعلم وإرضاء لله لا للهو واللعب
Saya datang/pergi ke Mesir untuk menuntut ilmu dan mencari ridha Allah bukan untuk bersenang-senang dan bermain-main 

Istilah-istilah tertentu dalam bahsa Arab dan ilmu-ilmu seperti Fikih, Ushul Fikih dll, tidak terdapat padanannya dalam bahasa Indonesia, sehingga istilah tersebut harus ditulis berdasarkan pelafalan kata aslinya kemudian diberi penjelasan makna di dalam kurung.

- كان عمر بن الخطاب – رضى الله عنه – وهو يودع الدنيا لما دخل عليه شاب وهو ينزف على وشك الموت رآه مسبلا قال : يا ابن أخي ارفع ثوبك فانه أبقى لثوبك واتقى لربك وهو في هذه الحال

Umar bin Khaththab Ra ketika akan meninggalkan dunia, seorang pemuda yang musbil (yang ujung pakaiannya melewati mata kaki) menjenguk beliau yang sedang dalam keadaan berlumuran darah (karena ditikam). Beliau berkata, "Wahai anak saudaraku! Angkatlah pakaianmu (jadikan ujungnya di atas mata kakimu) karena hal itu lebih baik bagi pakaianmu dan lebih (menunjukkan prilaku) takwa kepada Tuhanmu." Padahal beliau dalam keadaan seperti ini.

Penyebutan sinonim kata sering digunakan dalam kalimat bahasa Arab untuk menguatkan makna. Ketika diterjemahkan ke dalam bahsa Indonesia terkadang sulit atau tidak ditemukan padanan sinonim-sinonim tersebut, sehingga tidak selamanya semua harus diterjemahkan. Cukup dengan menambahkan kata depan sangat atau menerjemahkannya dengan beberapa kata yang telah mewakilinya.

Misalnya:
لقد شاع الخبر شيوعا وانتشر انتشارا فى أرجاء البلاد
Berita telah tersebar luas ke pelosok-pelosok negeri
والمراد بها هنا مسيل الماء ومجراه
Yang dimaksud oleh kata tersebut di sini adalah aliran air
كان يراعي مشاعر زوجته ويهتم بها، ويدقق في والعبارة والكلمات 
Ia sangat mengerti dan perhatian terhadap perasaan istrinya serta sangat jeli dalam mengungkapkan kata-kata.

dibolehkan mengedepankan atau mengakhirkan kalimat, jika hal itu akan menjadikan gaya bahasa terjemahan lebih indah dan semakin mudah dipahami.


Contoh:
حرام بن ملحان لما طعن في المعركة ؛ طعنه كافر قال: فزت ورب الكعبة من شدة إيمانه بالغيب
Ketika Harâm bin Milhân terluka di medan perang oleh senjata orang kafir, karena kekuatan imannya kepada yang ghaib (wujud yang tak dapat diindra seperti Allah, malaikat, hari Akhir dll) ia berkata, "Demi Tuhan Ka`bah, aku sungguh sangat beruntung."
Menerjemah tidak harus terlalu leterlek, tetapi tidak boleh terlalu jauh apalagi melenceng dari makna asli.

طريقة الاستعمال : يوضع الشامبو على الشعر المبلل. يدلك الشعر برفق, يترك على الشعر لمدة دقيقة أو دقيقتان ثم يغسل بالماء جيدا. تكرر هذه العملية عند الحاجة 
Petunjuk penggunaan/aturan pakai: Beri shampoo, keramaslah, biarkan satu sampai dua menit, kemudian bilaslah dengan air sampai bersih.

Menerjemahkan "Qâla". Tidak selamanya qâla dan kata-kata yang musytaqq darinya diartikan berkata. Tetapi ia bisa juga diterjemahkan sesuai dengan konteks kalimat, seperti: berfirman (untuk Allah Swt), bersabda (untuk Rasulullah Saw), bertanya, menjawab, berkomentar, berujar, menyarankan, menasehati, sahut, dsb..


كان صلى الله عليه وسلم يقول لـعائشة رضي الله عنها: (إني أعلم إذا كنت عني راضية وإذا كنت علي غضبى قلت: بم تعلم يا رسول الله؟! قال: إذا كنت علي غضبى فحلفت قلت: كلا ورب إبراهيم، وإذا كنت عني راضية قلت: كلا ورب محمد, قالت: صدقت يا رسول الله، ما أهجر إلا اسمك) وهي باقية على محبتها له، لكنها لا تهجر إلا اسمه، لا تهجره هو صلى الله عليه وسلم، وهذا أيضاً من لطيف عبارتها، وتدليل المرأة نفسها عند زوجها.

Suatu ketika Rasulullah Saw bersabda kepada Aisyah Ra: "Sungguh aku mengetahui kapan engkau suka dan kapan engkau tidak suka kepadaku." Aisyah bertanya "Dengan apa engkau mengetahuinya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kalau engkau sedang tidak suka kepadaku lalu bersumpah, maka engkau mengatakan, 'Tidak! Demi Tuhannya Ibrahim', dan kalau engkau sedang suka kepadaku kemudian bersumpah, engkau mengatakan, 'Tidak! Demi Tuhannya Muhammad'. Aisyah kemudian berkata, "Engkau sungguh benar wahai Rasulullah, aku hanya menjauhi namamu (bukan menjauhi dirimu)."  Aisyah tetap mencintai Rasulullah Saw, walaupun ia menjauhi namanya (tidak menggunakan nama beliau ketika bersumpah kepada Allah). Aisyah tidak menjauhi diri Rasulullah Saw. (Perkataan Aisyah) ini juga memperlihatkan halusnya ungkapan Aisyah Ra, dan upaya seorang istri berterus terang kepada suaminya.

أقول لك لا تفعل هذا فإنه عار عليك إذا فعلته عظيم
Saya nasihatkan/sarankan kepada anda untuk tidak melakukan perbuatan ini, karena sungguh sebuah aib yang besar jika anda sampai melakukannya.

قال العلماء هذا رأي ضعيف غير مستند إلى دليل وغير هذا القول أقوى وأضبط
Para ulama berkomentar, "Ini adalah pendapat lemah yang tidak berdasar pada dalil, dan pendapat lain selain ini jauh lebih kuat dan akurat."

Kata "fitnah" sering disalah pahami oleh sebagian orang. Kata ini terdapat di dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab, namun memiliki makna yang berlainan. Dalam pengertian bahasa Indonesia, sebagaimana yang tercantum KBBI, fitnah berarti:  perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang). Memfitnah berarti menjelekkan nama orang (menodai nama baik, merugikan kehormatan, dsb). Makna ini sebenarnya lebih tepat untuk mewakili kata buhtân dalam bahasa Arab.   

Sebagian orang mengira bahwa arti kata fitnah dalam terjemahan ayat-ayat berikut, sama dengan arti fitnah dalam pengertian bahasa Indonesia di atas.
والفتنة أشد من القتل
Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan (QS. Al-Baqarah:191)
والفتنة أكبر من القتل
Dan fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada pembunuhan (QS. Al-Baqarah: 217) 
    
Akibatnya, lahirlah ungkapan “Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan”.

Padahal fitnah dalam bahasa Arab dan dalam kedua ayat di atas artinya adalah: (a) menebar kekacauan, seperti mengusir Sahabat Nabi Saw dari kampung halamannya, merampas harta mereka dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama. (b) menimbulkan kehancuran seperti penindasan dan kelaliman penguasa.  (c) bencana (karena takdir Allah),  (d) terpedaya (oleh perhiasan dunia). Makna-makna ini akan diketahui dari konteks kalimat yang ada. Wallâhu A`lam

--::@ Alhamdulillah @::--
         
I'dâd  wa Taqdîm: Lalu Heri Afrizal, Lc.



-----------------
*Semua kredit kembali kepada penulisnya 
Semoga dengan ilmunya yang kita manfaatkan bisa menjadi mizan hasanah bagi Ustaz Lalu Heri Afrizal, Lc. di akhirat kelak. Amin 


No comments:

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel