Tips Membangun Kedekatan dengan Anak
Jika Ibu ingin menjadi orangtua yang
dekat dengan anak melalui attachment parenting (pola asuh
orangtua-anak yang penuh kedekatan), perlu upaya membangun hubungan sejak bayi
baru lahir. Berikut ketujuh cara memulai AP sejak kelahiran, menurut Martha
Sears, R.N . (praktisi kesehatan Ibu dan anak salah satu pengasuh Ask
dr.Sears).
1. Birth Bonding
Cara bayi dan orang tua menjalin ikatan
batin (bonding ) satu sama lain mendorong terwujudnya attachment
parenting . Dalam minggu-minggu setelah kelahiran merupakan periode
sensitif di mana ibu dan bayi untuk menjadi dekat satu sama lain. Sebuah
kedekatan setelah lahir dan seterusnya memungkinkan perilaku kedekatan bayi
secara intuitif, biologis, dan kualitas pengasuhan ibu terwujud bersama-sama.
Baik ibu maupun bayi dapat memulai kedekatan segera ketika bayi mulai sangat
membutuhkan ibu, dan ibu siap untuk pengasuhan.
Sayangnya, terkadang komplikasi medis
membuat Ibu dan bayi terpisah sementara waktu. Tak masalah, cobalah mengejar bonding sesegera
mungkin. Ketika konsep bonding pertama kali disampaikan dua
puluh tahun yang lalu, beberapa orang tak memahaminya secara benar. Konsep bonding manusia
dianggap sebagai “masa kritis” absolut maupun “sekarang-atau-tidak pernah sama
sekali”. Bonding yang dijalin pasa kelahiran tidak seperti lem
instan yang mengukuhkan hubungan ibu-anak bersama-sama selamanya. Bonding merupakan
serangkaian langkah-langkah seumur hidup Ibu tumbuh bersama buah hati.
2. Menyusui
Menyusui merupakan latihan dasar dalam
komunikasi ibu-bayi. Menyusui membantu Ibu membaca isyarat bayi, bahasa tubuh,
yang merupakan langkah pertama mengenal bayi. Menyusui memberikan awal yang tepat
bagi bayi dan ibu memulai hidup. ASI mengandung formula nutrisi bangunan otak
yang yang tidak dapat diproduksi pabrik maupun dibeli dengan uang. Menyusui
mendorong chemistry yang tepat antara ibu dan bayi, dengan merangsang tubuh
memproduksi prolaktin dan oksitosin (hormon yang memberikan energi pada ibu).
3. Mengenakan pakaian
Seorang bayi belajar banyak dalam
pelukan seorang Ibu yang sibuk. Bayi yang tak rewel dan lebih banyak sering
dalam kondisi tenang (namun waspada), belajar lebih banyak tentang lingkungan .
Ketika Ibu mengenakan pakaian pada bayi, juga akan meningkatkan sensitivitas
orangtua karena bayi Anda begitu dekat dengan Ibu. Ibu bisa mengenali bayi
lebih baik dan kedekatan ini mendorong keakraban Ibu-bayi.
4. Tidur dekat dengan bayi
Dimanapun anggota keluarga dapat tidur
malam dengan baik, merupakan pengaturan tepat cara tidur keluarga kecil Anda.
Menjadi rekan tidur bayi atau anak juga menambahkan sentuhan malam. Ini
menolong orang tua yang sibu di siang hari tetap terkoneksi kembali dengan bayi
di malam hari. Lagipula, beberapa anak menganggap malam hari adalah waktu yang
menakutkan. Tidur bersama sembari menyentuh sang buah hati dapat menjaga
kedekatan dan mengurangi kecemasan sehingga bayi belajar tidur dengan lebih
menyenangkan dan mencegah ketakutan menerobos masuk.
5. Percayai arti tangisan sebagai bahasa bayi
Sebuah tangisan bayi merupakan sinyal
yang dirancang demi kelangsungan hidup bayi dan perkembangan orangtua.
Menanggapi tangisan bayi secara sensitif dapat membangun kepercayaan bayi-Ibu.
Bayi percaya jika Ibu yang mengasuhnya
cukup responsif terhadap kebutuhannya. Sedangkan orangtua secara bertahap
belajar percaya pada kemampuannya memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menimbulkan
tingkat komunikasi orangtua-anak meningkat. Percayalah, bayi kecil menangis
untuk berkomunikasi, bukan memanipulasi.
6. Hindari melatih bayi
Attachment parenting mengajarkan
Ibu agar cerdas dalam menerima saran, sebaiknya hindari gaya pengasuhan yang
kaku dan ekstrim, misalnya, memantau jam atau jadwal bagi bayi. Menerapkan gara
pengasuhan yang kaku memang memberikan keuntungan jangka pendek yakni
“kenyamanan”bagi orangtua. Namun ini juga memberikan kerugian jangka panjang
karena semakin orangtua terlalu menahan diri dan menegaskan aturan, akan
membuat jarak antara Ibu dan bayi. Sebaliknya jika menerapkan gaya pengasuhan
yang lebih menyesuaikan dengan perilaku dan kebiasaan bayi, akan membuat Ibu
lebih ahli soal anak.
7. Keseimbangan
Kendati Ibu bisa sangat bersemangat
memberikan kasih sayang pada bayi, jangan abaikan kebutuhan diri sendiri dan
pernikahan. Tetap letakkan keseimbangan dalam pengasuhan, dimana Ibu cukup
responsif terhadap bayi namun juga memiliki kebijaksanaan mengatakan “ya” dan
“tidak”. Selain itu, jangan malu untuk meminta bantuan yang diperlukan jika
merasa terlalu berat beban yang harus dipikul.
Bagi Ayah:
Setiap orang tua perlu menyadari seberapa
dekat dirinya dengan sang buah hati, termasuk ayah. Sebagai orang tua, kita
perlu berupaya untuk merespon kebutuhan emosional anak, sehingga anak pada
akhirnya merasa dimengerti dan dihargai. Setiap anak memiliki kebutuhan akan
afeksi dan perhatian yang berbeda, tergantung kepribadian dan tempramennya.
Bonding atau keterikatan tidak hanya terjadi pada Ibu dan bayi saja. Saat ini ayah juga bisa memiliki dan menciptakan keterikatan yang erat dengan si kecil. Beberapa dari para ayah mungkin akan bertanya mengenai apa yang dapat ayah lakukan untuk menciptakan bonding dengan si kecil?
Beberapa kegiatan berikut dapat ayah coba untuk menciptakan bonding dengan si kecil:
Mengusap perut Ibu dan mulai mengajak bicara si kecil
Sejak si kecil masih dalam kandungan, ayah sudah dapat memulai melakukan bonding dengan si kecil dengan cara mengusap perut Ibu dan mengajak si kecil berbicara. Cara ini di yakini akan membuat si kecil merasa aman, nyaman, terlindungi, dan si kecil akan merasa disayangi. Memberikan komunikasi yang intensif dengan mengajak bicara si kecil sejak masih didalam kandungan juga diyakini akan menciptakan dan membangun bonding yang kuat antara ayah dan si kecil.
Menghadiri kelahiran si kecil
Usahakan untuk ayah menghadiri kelahiran si kecil, selain kehadiran ayah akan memberikan semangat untuk Ibu, kehadiran ayah di saat si kecil dilahirkan akan membuat si kecil melihat untuk pertama kalinya siapa ayah dan ibunya. Apabila keadaan memungkinkan dan dokter mengizinkan, ayah dapat memotong tali pusat si kecil setelah dilahirkan. Hal ini dapat menciptakan ikatan batin antara ayah dan si kecil.
Ikut serta dalam membesarkan si kecil
Ayah juga harus ikut serta dalam membesarkan si kecil, ayah harus memberanikan diri untuk menggendong si kecil, memandikan si kecil, menggantikan popok, memakaikan baju, ikut menyuapi si kecil, menemani Ibu saat si kecil diajak kedokter untuk imunisasi atau pemeriksaan rutin, membacakan dongeng sebelum si kecil tidur.
Mengajak si kecil bermain
Bermain dapat menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan dan juga dapat menjadi cara untuk ayah menunjukan kecintaan dan menjalin kedekatan dengan si kecil.
Semakin banyak dan semakin sering ayah
melakukan kegiatan bersama si kecil, maka akan semakin memperat ikatan antara
ayah dengan si kecil.
---------------------
Article Source: http://www.psychoshare.com
Image Source: http://parentinganak.com
No comments:
Post a Comment