Oleh : Furqan Ar-Rasyid
NADI PENGEMBARA - Lomba nulis puisi el-Asyi award + HUT KMA( keluarga Mahasiswa Aceh Mesir) gag menang .. !! haha….
Panasnya Sahara masih menyisakan luka
Menyibakkan titisan darah merah basah
Kulit terkelupas bak sayatan pedang dari neraka
Mengoyakkan daging-daging kesombongan
Mengukir pahatan besar pada garis-garis kerinduan
Pada bait-bait syair yang tulus
Bismillah
Jejak kaki mulai menapak
Menorehkan tinta pada jantung peradaban
Menghitung pasir dari butir ke butir
Ya, mengulang sejarah sejak hari kau dilahirkan dalam tangisan yang panjang sementara orang-orang penyuh senyum menyambutmu hingga hari kau tingalkan mereka, akankah mereka menangis dan kau yang tersenyum?
Atau malah sebaliknya?
Nadi pengembara
Itulah yang kumaksud
Detak nadi akan terus setiap saat meninggalkan jejak tanpa batas mengitari kepingan-kepingan waktu yang terbuang percuma
Tercampakkan dalam tumpukan sampah
Sementara orang lain mulai memungutnya satu-persatu
Kini nadi pengembara kaku
Tak ada lagi detaknya
Takkan bisa menghapus lukisan sejarah itu atau mungkin menambahkan sebuah titik saja Biar kelihatan lebih indah
Tidak
Nadi pengembara takkan sanggup
Dar el Salam, 15 Maret 2009
No comments:
Post a Comment